Sabtu, 05 Januari 2013

Terima Kasih, Pa

Terima kasih pa, atas perhatian lebih yang kau berikan padaku. Terima kasih atas kepecayaanmu yang ta pernah hilang sedikitpun. Yang selalu menganggap ku sudah cukup dewasa walau masih di panggil dengan sebutan dede. Terimakasih pa. Sungguh. Engkau ta pernah mengeluh atas seberapa keringat yang telah kau kucurkan. Walau kau sering marah, aku tau itu semua kau lakukan karena memang kami salah. Kau tidak pernah menggunakan tanganmu ketika kau marah. Terimakasih pa, kau lah yang selalu saja tidak pernah terlihat kecewa dengan hasil yang bahkan sangat buruk ku dapat. Terima kasih ku ucapkan. Kau yang menyayangiku namun tidak melebihi sayangmu pada Rabb dan Nabi-Nya. Terima kasih. Karena kau aku tegar disini. Disini. Aku merasa peran mu lebih besar pa. Mulai dari awal aku melangkah di Solo hingga sekarang. Malah kau yang lebih sering mananyai kabarku daripada yang lainnya. Terima kasih pa. Kau yang selalu saja tau apa yang ku inginkan. Mencoba memenuhinya walaupun sebenarnya terasa sulit. Pa, kau selalu terlihat tegar dimataku. Saat menghadapi kaka, disusul dengan amizan. Aku mengerti maksudmu. Semata-mata hanya ingin melihat anaknya lebih baik dari bapanya. Melihat anaknya menjadi sarjana. Belum cukup dengan itu semua. Kau sungguh sungguh terlihat tegar saat istrimu sakit. Kau yang setia menemaninya. Mengurusnya. Memenuhi semua kebutuhannya tanpa meninggalkan kami. Pa, aku sungguh banyak dosa padamu. Aku yang selalu merasa takut padamu. Aku mulai menyadari itu semua salah. Ajaran yang secara tidak langsung diajarkan oleh mama dan kaka-kakaku. Yang selalu menganggap kau itu berbeda. Sungguh. Aku menyesal. Aku ingin aku dapat bercerita sepuasnya kepadamu. Seperti yang kulakukan pada yang lain. Aku ingin mendengarkan peluhmu. Pa, maafkan aku. Sungguh aku tidak tega. Di usiamu yang sudah kepala 6 ini, masih saja bekerja. Engkau rela bekerja apa saja. Asalkan kau pulang bawa hasil. Pa, akupun ingin membuatmu bangga. Dengan menjadi anak tersholehahmu. Pa, kau lah bapa terhebat yang ku punya. Karena hanya kau bapaku satu-satunya. Solo, 6 Januari 2013. 9:37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar