Bila ada
ide yang terpikirkan selintas saja di benakmu, maka tanamlah. Boleh jadi, suatu
hari nanti kita akan memanennya.
Sering kali, saya terpikirkan tentang ide-ide yang
secara spontan terlintas di benak. Sialnya, organisasi yang saya ikuti belum
bisa merealisasikan. Akhirnya, bertemulah saya dengan kawan-kawan yang secara
bertepatan memiliki visi yang sama. Memiliki tujuan satu, untuk berbagi. Bila
perasaan-perasaan telah menyatu, tak butuh banyak kepala untuk dapat
merealisasikannya. Maka, terbentukalah sekumpulan insan—teman SMP dan temannya
teman—yang peduli dan
mendedikasikan diri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairot) disela perkuliahan—walupun kampus kita
berbeda—, pekerjaan
ataupun rutinitas sehari-hari hanya untuk satu, berbagi. Berbagi sedikit atas banyaknya yang
telah Engkau berikan karena dengan begitu Allah akan meberikan yang lebih banyak lagi. Inspiring of Wong Banten.
Bila diniatkan dengan tulus dan ikhlas. Rasanya,
semua berjalan dengan mudah. Kawan-kawan lain yang tetiba datang membantu,
donasi-donasi yang datang tak terduga, begitu pun masyarakat yang sangat terbuka.
Dengan semua itu, rintangan terasa ringan untuk dilewati. Kebersamaan pun ingin
segera terlukis kembali. Bermuncullah berbagai ide, saran dengan tujuan yang
satu, berbagi.
Satu hal yang paling saya sukai dari sebuah
komunitas adalah tak ada jadwal proker yang benar-benar pasti. Semua berjalan
seiring waktu. Jika ada ide, share,
diskusi, deal, jalankan. Beres. Tak ada yang akan menuntut kecuali
masyarakat—tentunya bila kita tidak becus menjalankan kegiatan.
Maka, bila esok hari kau merasa bosan, penat dan
terkungkung dengan yang kau kerjakan sekarang. Boleh jadi kau belum menemukan
dimana dirimu sebenarnya berada. Temukanlah orang-orang yang sependapat dengan
kita. Bila tak ada, maka giringlah orang lain untuk sependapat. Menanamkan
bibit-bibit ide, membiarkannya tumbuh berkembang sendiri dan bersemai. Lantas
dengan sukarela menyebarkannya kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar